Jumat, 20 Mei 2016

Keharusan untuk Berbeda



Ada pertanyaan mendasar yang harus dijawab oleh setiap guru sekolah Islam, terlebih untuk sekolah yang mengklaim sebagai sekolah Islam terpadu –apa pun istilahnya. Pertanyaan mendasar ini jika benar-benar dijawab secara serius, maka harus melahirkan perbedaan yang juga sangat mendasar dibanding sekolah yang ada. Pertanyaan itu sangat sederhana, yakni mengapa sekolah ini harus berdiri. Jika sekedar untuk mencerdaskan, sesungguhnya telah banyak sekolah yang melahirkan para juara. Dan setiap sekolah juga merasa mencerdaskan peserta didiknya.

Ini berarti, harus ada jawaban yang lebih mendasar dan kemudian melahirkan perbedaan signifikan. Jika sekolah Islam terpadu (atau integral) hanya bertujuan mencetak siswa cerdas, terampil dan memiliki pemahaman Islam yang baik, maka kita bisa berkata bahwa telah banyak madrasah ibtidaiyah di mana-mana. Begitu juga sekolah yang berbasis pondok pesantren atau pun sekolah yang dilengkapi dengan pondok pesantren maupun sekedar asrama yang dilengkapi dengan kegiatan dieniyah. Mungkin agak membingungkan, tetapi tiga jenis sekolah – asrama ini sangat berbeda arah dan kebijakannya.

Jika pertanyaan mendasar ini mampu dijawab dengan baik oleh guru maupun sekolah, maka dengan sendirinya akan tercermin pada bagaimana mereka berkomunikasi, lebih-lebih dalam masalah kebijakan.

Secara sederhana, ada tiga jenis perbedaan. Pertama, sekolah menciptakan perbedaan dibanding sekolah lain semata-mata karena ingin berbeda, tetapi tidak ada pijakan ideologis yang kuat. Serupa dengan itu adalah perbedaan yang muncul secara alamiah. Keduanya termasuk perbedaan yang “asal beda”. Kedua, sekolah secara serius melakukan pembedaan, berusaha mencari dan menemukan hal-hal berbeda yang unik dan bisa menjadi nilai lebih agar memiliki daya tarik yang tinggi. Sekolah sengaja memunculkan perbedaan sebagai strategi pemasaran. Inilah yang biasa disebut diferensiasi. Ketiga, sekolah secara sadar berbeda dan menjaga perbedaan tersebut secara serius karena terikat dengan alasan mendasar mengapa sekolah itu berdiri dan terobsesi oleh apa yang menjadi tujuan besar sekolah yang bersifat khas. Inilah perbedaan yang seharusnya dimiliki oleh setiap sekolah Islam, terlebih bagi sekolah yang telah memberi julukan “wah” untuk dirinya sendiri.

Pertanyaannya, dimana kita bisa menjumpai sekolah semacam ini? Hari ini banyak sekolah Islam yang lebih suka berbicara dan menulis di brosurnya tentang hal-hal menarik, tetapi tidak menunjukkan ruh Islam di dalamnya. Sekolah Islam lebih fasih berbicara tentang moving class, quantum learning dan sejenisnya daripada tarbiyah atau syakhsiyah. Bukan tidak boleh mempelajari itu semua. Tetapi seharusnya pertanyaan mendasar tersebut sudah dijawab dengan tuntas dan dijabarkan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran sehari-hari.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar