Senin, 19 November 2018

Mengenal apa itu Parasit pada Hewan Kesayangan


Parasit adalah organisme yang hidup menumpang pada mahluk hidup lain dapat berupa hewan, tumbuhan maupun manusia. Parasit sendiri pada hewan dapat dikategorikan dalam 2 jenis berdasarkan letaknya : endoparasit (di dalam tubuh) dan ektoparasit (diluar tubuh).


Parasit pada hewan biasanya bersifat merugikan hewan. Salah satu contoh parasit di dalam tubuh yang paling sering kita dengar adalah cacing. 
Infestasi cacing biasanya melalui oral (mulut) dan kejadiannya paling sering kita jumpai. 

Parasit yang biasa kita jumpai diluar tubuh hewan (ektoparasit) misalnya kutu, tungau/caplak. Biasanya hidup di kulit dan memperoleh makanan dengan menghisap darah dari hewan tersebut.

Setelah mengenal macam macam parasit maka kita sebagai pemilik menjadi tahu dan waspada akan penyakit ini.

Infestasi parasit dapat merugikan hewan tersebut berupa hewan menjadi kurus, berkurang nafsu makan, hewan mudah terserang penyakit baik bakteri maupun virus bahkan dapat menyebabkan hewan lumpuh dan lebih parah lagi kematian.





Jumat, 01 Juni 2018

PROLAPS RECTUM


DefinisiProlaps Rectum adalah kondisi medis yang ditandai dengan terabanya benjolan pada anus akibat turunnya rektum (bagian dari usus besar yang mengarah ke anus, dimana materi tinja melaluinya untuk keluar dari tubuh) sebagai akibat melemahnya otot-otot dan ligamen-ligamen yang menahan di tempatnya. Benjolan biasanya terasa sewaktu bersin atau batuk, berdiri atau berjalan atau sewaktu defekasi. Pada kasus berat, rektum dapat timbul di luar anus, menyebabkan nyeri dan konstipasi.

Rektum adalah wilayah ujung terminal dari usus besar, dengan anus yang merupakan perpanjangan dari rektum, yang menyebabkan limbah pencernaan untuk keluar dari tubuh. Anal atau dubur prolaps adalah suatu kondisi di mana satu atau lebih lapisan rektum keluar melalui anus. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan pencernaan, saluran kencing, atau sistem genital.

Prolaps Rectum. Prolaps rektum adalah suatu kondisi di mana bagian dari dinding atau seluruh dinding rektum keluar dari tempatnya. Dalam beberapa kasus, rektum mungkin keluar dari tubuh (membentuk sebuah tonjolan).

Ada tiga jenis prolaps rektum :
  • -     Prolaps Partial : lapisan rektum keluar dari tempat ketika defekasi.
  •      Prolapse Komplit : seluruh dinding rektum keluar dan rectum keluar dari tubuh. Hal ini dapat terjadi saat buang air besar dan dapat terjadi pada saat hewan berjalan atau berdiri. Jarang terjadi, jaringan dapat tetap berada di luar tubuh sepanjang waktu.
  •    Prolapses parsial dan lengkap mungkin dapat didorong kembali ke dalam tubuh. Prolaps tersebut dapat berkurang dengan mendorong kembali ke dalam.

-   Prolaps internal (intususepsi) : bagian dari dinding kolon (usus besar) bergeser ke dalam bagian tubuh lainnya. Jaringannya tidak menggantung keluar dari tubuh. Ini terjadi di dalam (internal). 
    

    Prolaps biasanya terjadi pada pasien yang mengalami tenesmus yang berasal dari urogenital atau penyakit anorektal. Meskipun tidak ada predileksi  pada breed atau jenis kelamin tertentu, namun ada peningkatan kejadian ini pada hewan muda. Faktor predisposisi lain termasuk parasitisme gastrointestinal, thyplitis, kolitis, proktitis, tumor (usus besar, rektum, atau anus), benda asing rektal, hernia peerineal, sistitis, penyakit prostat, batu saluran kemih dan distosia. Tenesmus dan prolaps juga dapat terjadi kembali setelah perbaikan hernia perineal, terutama jika hernia bilateral dan memiliki kantung rektal yang besar, atau setelah operasi urogenital. Prolaps rektum juga telah ditemukan pada kucing dengan tenesmus disebabkan oleh karsinoma cel transisi yang pada vesica urinaria. Tidak diketahui apakah kelainan anatomi atau fungsional dalam beberapa hewan individu dapat sebagai predisposisi terjadinya prolaps. Meskipun anjing dari setiap jenis kelamin, usia, atau berkembang biak mungkin akan terpengaruh oleh kondisi ini, pada kasus infeksi virus atau helminthiasis juga dapat sebagai faktor resiko terjadinya prolaps.

ANALISA KERUGIAN EKONOMI KARENA INFESTASI PARASIT


Jumlah populasi sapi NTB adalah 695.951 ekor dimana jumlah yang 30%nya atau 65 ekor adalah ternak yang dalam masa pertumbuhan, dengan rata-rata tingkat pertambahan berat badan/hari 0,5 kg;

Apabila sapi terserang cacingan maka akan hanya terjadi kenaikan berat badan sebesar 0,4kg/hari, sehingga, 

total kerugian dalam satu tahun adalah :
= 0,1 kg x 208.786 ekor x 365 hari x Rp 15.000 (harga sapi/kg berat hidup)
= Rp. 114.310.335.000 
(seratus empat belas miliar tiga ratus sepuluh juta tiga ratus tiga puluh lima ribu rupiah)
           
Biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan cacing adalah pada 208.786 ekor sapi adalah 
: Rp. 13.650 X 208.786 ekor X 3 kali setahun  = Rp. 8.549.786.700,.

Dapat dibayangkan berapa banyak uang yang bisa diselamatkan yaitu sejumlah
Rp. 114.310.335.000 - Rp. 8.549.786.700,. 
= Rp. 105.760.548.300,. 
(seratus lima miliar tujuh ratus enam puluh juta lima ratus empat puluh delapan ribu tiga ratus rupiah)

(Dari berbagai sumber)

Rabu, 15 November 2017

PENYAKIT YANG SERING DIDERITA TERNAK KAMBING

Disampaikan pada Kegiatan Pengukuhan KTT Kambing Sopoq Ate
Oleh Drh. Diah Purwita Sari, MSc.
Lokasi  Dusun Lelede Desa Lelede Kecamatan Kediri



Ternak kambing merupakan ternak yang potensial untuk dikembangkan di Lombok mengingat daerah Lombok memiliki potensi lahan hijauan yang masih luas. Selain itu ternak kambing masih sangat diminati baik dagingnya maupun susu kambing.

Kelompok Tani Ternak Kambing Sopoq Ate memiliki keinginan untuk mengembangkan ternak kambing terutama ternak kambing peranakan Ettawa Sinduro. Mengingat ternak kambing etawa dapat menghasilkan daging dan susu dan perkembangan ternak kambing ini di daerah Sinduro sangat baik.

Dalam pemeliharaan ternak kambing perlu diperhatikan pula masalah kesehatannya. Beberapa penyakit yang dapat menyerang ternak kambing diantaranya adalah : Scabies (Korengan), Myasis (Ulatan), Bloat (Kembung), Conjungtivitis (Radang Pada Mata), Enteritis (Diare), Helminthiasis (Cacingan) dan Pneumonia (Radang Paru-paru).

Penyakit pada kambing diantaranya pada daerah kulit seperti Scabies yang disebabkan oleh tungau menyerang kulit kambing terutama pada ujung telinga, hidung, ujung kaki dan ekor. Dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan keropeng pada seluruh bagian tubuh yang terkena tungau, dan apabila penyakit ini berlanjut bahkan dapat menyebabkan kematian pada kambing akibat kambing menjadi kurus dan tidak mau makan. Cara pencegahannya adalah dengan menjaga kebersihan kandang dan memisahkan kambing yang terkena Scabies dengan kambing yang sehat. Pada kambing yang terkena Scabies dilakukkan pengobatan. Penyakit lain yang dapat dijumpai pada daerah kulit adalah Myasis yang dapat ditandai dengan adanya ulat pada daerah lesi/luka. Myasis pada ternak kambing sering dijumpai pada anak kambing yang baru lahir di daerah pusar dan pada kambing betina pada daerah anus setelah induk melahirkan. Salah satu cara mencegah terjadinya myasis pada kambing adalah dengan membersihkan daerah luka dan menghindari luka dihinggapi oleh lalat serta selalu menjaga kebersihan kandang. Apabila ada kambing yang terkena myasis dapat dilakukan pengobatan dan dilakukan pembersihan ulat pada daerah yang luka.

Penyakit yang sering dijumpai pada pencernaan kambing adalah Bloat, Enteritis dan Helminthiasis. Bloat dan Enteritis dapat disebabkan karena pemberian pakan yang salah sehingga menyebabkan kambing mengalami Bloat ataupu Enteritis. Gejala dari Bloat sendiri adalah perut kambing tampaqk membengka dan apabila diperkusi (pukul) teraba banyak udara di dalam perut kambing. Sedangkan pada kasus Enteritis dapat dilihat adanya kotoran yang cair karena kambing mengalami diare yang apat disebabkan oleh pakan dan dapat juga disebabkan oleh parasite/bakteri/maupun virus. Penanganan dari Bloat dengan memberikan Antibloat yaitu obat yang mengandung Dimeticon sehingga udara dalam perut dapat berkurang dan dapat juga dengan melakukan trokart yaitu menusukkan daerah rumen kambing sehingga gas dapat keluar melalui trocar tersebut. Adapun pada kasus enteritis pengobatan tergantung pada etiologi (penyebab) dari Enteritis tersebut. Bila di sebabkan oleh cacing maka diberikan obat anthelmethika sedangkan pada enteritis yang disebabkan oleh bakteri/protozoa dapat diberikan antibiotika dan virtamin untuk membantu proses kesembuhannya.

Conjungtivitis (radang pada mata) sering ditandai dengan adanya kemerahan pada mata kambing baik salah satu mata maupun kedua mata. Conjungtivitis dapat disebabkan karena mata terkena debu ataupun serpihan kayu kandang akibat kandang yang kurang bersih dan kandang yang terbuat dari kayu/bambu. Pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan larutan tetes mata pada kambing dan selalu menjaga kebersihan kandang.

Kasus lain yang dijumpai pada kambing adalah Pneumonia, dapat disebabkan karena udara dingin, kambing yang diletakkan pada kandang yang lembab (bukan kandang panggung). Sehingga untuk kasus kejadian pneumonia pada kambing harus diperhatikan bentuk kandang dan sirkulasi dari kandang, jangan biarkan kandang terlalu tertutup tanpa sirkulasi yang baik dan bentuk kandang untuk kambing harus kandang panggung. Pengobatan untuk pneumonia dapat dengan memberikan antibiotika yang sesuai dan perbaikan kandang.

Demikian permasalahan kesehatan ternak kambing yang sering dijunpai di masyarakat, semoga ke depan Kelompok Sopoq Angen dapat mengembangkan ternak kambing menjadi produk yang dapat meningkatkan taraf hidup kelompok dan anggota kelompok serta masyarakat sekitar. Dan kelompok dapat selalu menjaga kebersihan kandang, sanitasi kandang, pemberian pakan yang baik dan manajemen pemeliharaan yang baik sehingga ternak dan masyarakat sekitar kandang juga sama sama terjaga kesehatannya.

Manusya Mriga Satwa Sewaka









Senin, 30 Oktober 2017

Kenali Abses pada Kucing/Anjing Anda!

Para pecinta hewan mungkin pernah menjumpai adanya benjolan pada bagian tubuh hewan kesayangan seperti pada pundak, bawah rahang, daerah perut atau bagian tubuh lainnya.

Benjolan tersebut teraba keras dan membesar. Benjolan ini kadang kala karena menyebabkan ketidaknyamanan pada hewan kemudian digaruk atau terkena cakaran sehingga timbul luka dan dari luka keluar nanah dan darah.


Cairan nanah yang keluar kadangkala mengeluarkan bau yang tidak sedap. Kadang disertai rasa sakit saat teraba namun kadang tidak ada rasa sakit saat benjolan tersebut disentuh.

Benjolan ini biasanya disebut abses.

Awal dari terbentuknya abses biasanya karena adanya luka pada kulit baik yang disebabkan oleh gigitan maupun garukan hewan. Bakteri yang berasal dari gigitan maupun kuku masuk ke dalam jaringan.


Biasanya tidak terlihat adanya bekas luka atau gigitan namun teraba adanya pembengkakan yang teraba seperti kantong yang berisi cairan (darah atau nanah) pada hewan kesayangan. 

Senin, 16 Oktober 2017

Perhatikan Cara Diagnosa Cacingan yang Tepat


Cacingan (Helminthiasis) umum dijumpai pada hewan baik hewan kesayangan (anjing, kucing) maupun hewan ternak. Untuk mengetahui hewan kita terkena cacingan atau tidak dapat harus dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu dengan melakukan pemeriksaan feses (kotoran) hewan di laboratorium.

Dari pemeriksaan feses maka dapat dindentifikasi jenis cacing dan kemudian dapat diberikan obat cacing yang tepat. Hewan dapat dinyatakan terkena cacingan berdasarkan pada beberapa hal : yang pertama berdasarkan gejala pada saat pemeriksaan gejala klinis  dan berdasarkan pada pemeriksaan laboratorium.

Perlu diketahui oleh para animal lover bahwa hasil diagnosa yang berdasarkan pemeriksaan klinis hanya dapat menghasilkan pernyataan bahwa hewan diduga terkena cacingan bukan diagnosa pasti jenis cacing yang diderita.


Untuk diagnosa pasti pada kejadian cacingan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan feses di laboratorium. Dengan pemeriksaan feses maka akan dapat diidentifikasi jenis parasit/cacing yang diderita hewan. Apabila diketahui jenis cacing yang ada di dalam feses maka akan dapat diberikan obat cacing yang tepat untuk penanganan kasus cacingan.

Sabtu, 14 Oktober 2017

Dokter Hewan Tugas dan Wewenang

Lombok memiliki potensi pariwisata dan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Beberapa tahun terakhir ini pertumbuhan pariwisata dan ekonomi di Lombok tampak meningkat perkembangannnya. 

Semisal kita lihat dengan adanya pembangunan Islamic Centre yang merupakan ikon pulau Lombok semakin mencirikan Lombok sebagai Pulau Seribu Masjid.

Selain itu banyak juga sekarang dijumpai pemilik hewan kesayangan seperti anjing, kucing, kelinci, burung atau lainnya. Dengan maraknya kepemilikan hewan kesayangan semakin banyak dibutuhkan layanan Dokter Hewan. 

Dokter hewan di Lombok diwadahi dalam suatu Perhimpunan yang disebut Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang NTB 1. Perhimpunan ini beranggotakan seluruh dokter hewan di Pulau Lombok. 

Mungkin ada yang belum tahu apa saja tugas dan wewenang Dokter Hewan Indonesia :

Apa saja tugas dan wewenang dokter hewan?


Adapun Tugas dan wewenang Dokter Hewan adalah :

·         Melindungi kehidupan/kesehatan hewan dan resiko yang di timbulkan dari masuk, berkembang atau menyebarnya hama, penyakit, organisme penyebar penyakit.

·         Melindungi kehidupan dan kesehatan manusia dari resiko yang di timbulkan oleh bahan tambahan (additives), kontaminan, toksin atau organisme penyebab penyakit dalam.

·         Melindungi kehidupan dan kesehatan manusia dari resiko timbulnya penyakit yang terbawa oleh hewan, produknya, masuknya, berkembangnya, dan menyebarnya hama penyakit.

·         Mencegah berkembangnya hama penyakit.

Adapun cara pencegahan penyakit yang dapat dilakukan oleh dokter hewan adalah dengan :
·         Melakukan Pemeliharaan kesehatan hewan. Dokter hewan telah dibekali seperangkat pengetahuan untuk melakukan perawatan hewan untuk mencegah terjadinya penyakit.

·         Pengawasan lalu lintas hewan. Dokter hewan mengawasi perpindahan hewan dari suatu daerah ke daerah lain, sehingga penyebaran penyakit dapat di tanggulangi.

·         Melakukan karantina pada hewan mengidap penyakit atau atau pada kondisi tertentu, karena di khawatirkan akan menularkan atau menyebarkan penyakit.