Definisi. Prolaps Rectum adalah
kondisi medis yang ditandai dengan terabanya benjolan pada anus akibat turunnya
rektum (bagian dari usus besar yang mengarah ke anus, dimana materi tinja
melaluinya untuk keluar dari tubuh) sebagai akibat melemahnya otot-otot dan
ligamen-ligamen yang menahan di tempatnya. Benjolan biasanya terasa sewaktu
bersin atau batuk, berdiri atau berjalan atau sewaktu defekasi. Pada kasus
berat, rektum dapat timbul di luar anus, menyebabkan nyeri dan konstipasi.
Rektum
adalah wilayah ujung terminal dari usus besar, dengan anus yang merupakan perpanjangan
dari rektum, yang menyebabkan limbah pencernaan untuk keluar dari tubuh. Anal
atau dubur prolaps adalah suatu kondisi di mana satu atau lebih lapisan rektum keluar
melalui anus. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan
pencernaan, saluran kencing, atau sistem genital.
Prolaps Rectum. Prolaps rektum adalah suatu kondisi di
mana bagian dari dinding atau seluruh dinding rektum keluar dari tempatnya.
Dalam beberapa kasus, rektum mungkin keluar dari tubuh (membentuk sebuah tonjolan).
Ada tiga jenis prolaps rektum :
- - Prolaps Partial : lapisan rektum
keluar dari tempat ketika defekasi.
- Prolapse Komplit : seluruh dinding
rektum keluar dan rectum keluar dari tubuh. Hal
ini dapat terjadi saat buang air besar dan dapat terjadi pada saat hewan berjalan atau
berdiri. Jarang
terjadi, jaringan dapat tetap berada di luar tubuh sepanjang
waktu.
- Prolapses
parsial dan lengkap mungkin dapat didorong kembali ke dalam tubuh. Prolaps
tersebut dapat berkurang dengan mendorong kembali
ke dalam.
- Prolaps internal
(intususepsi) : bagian dari
dinding kolon (usus besar) bergeser ke dalam
bagian tubuh lainnya. Jaringannya
tidak menggantung keluar dari tubuh. Ini terjadi di dalam (internal).
Prolaps biasanya terjadi pada pasien yang mengalami tenesmus yang berasal dari urogenital atau penyakit anorektal. Meskipun tidak ada predileksi pada breed atau jenis kelamin
tertentu, namun ada peningkatan kejadian ini pada hewan muda. Faktor predisposisi lain termasuk parasitisme gastrointestinal, thyplitis, kolitis, proktitis, tumor
(usus besar, rektum, atau anus), benda asing
rektal, hernia peerineal,
sistitis, penyakit prostat, batu saluran kemih dan distosia. Tenesmus
dan prolaps juga dapat terjadi kembali setelah perbaikan hernia perineal, terutama
jika hernia bilateral dan memiliki kantung
rektal yang besar, atau setelah operasi urogenital. Prolaps rektum juga telah ditemukan pada kucing dengan tenesmus disebabkan
oleh karsinoma cel transisi yang pada
vesica urinaria. Tidak diketahui apakah kelainan
anatomi atau fungsional dalam beberapa hewan individu dapat sebagai
predisposisi terjadinya prolaps. Meskipun
anjing dari setiap jenis kelamin, usia, atau berkembang biak mungkin akan
terpengaruh oleh kondisi ini, pada kasus infeksi virus atau helminthiasis juga
dapat sebagai faktor resiko terjadinya prolaps.