Rabu, 15 November 2017

PENYAKIT YANG SERING DIDERITA TERNAK KAMBING

Disampaikan pada Kegiatan Pengukuhan KTT Kambing Sopoq Ate
Oleh Drh. Diah Purwita Sari, MSc.
Lokasi  Dusun Lelede Desa Lelede Kecamatan Kediri



Ternak kambing merupakan ternak yang potensial untuk dikembangkan di Lombok mengingat daerah Lombok memiliki potensi lahan hijauan yang masih luas. Selain itu ternak kambing masih sangat diminati baik dagingnya maupun susu kambing.

Kelompok Tani Ternak Kambing Sopoq Ate memiliki keinginan untuk mengembangkan ternak kambing terutama ternak kambing peranakan Ettawa Sinduro. Mengingat ternak kambing etawa dapat menghasilkan daging dan susu dan perkembangan ternak kambing ini di daerah Sinduro sangat baik.

Dalam pemeliharaan ternak kambing perlu diperhatikan pula masalah kesehatannya. Beberapa penyakit yang dapat menyerang ternak kambing diantaranya adalah : Scabies (Korengan), Myasis (Ulatan), Bloat (Kembung), Conjungtivitis (Radang Pada Mata), Enteritis (Diare), Helminthiasis (Cacingan) dan Pneumonia (Radang Paru-paru).

Penyakit pada kambing diantaranya pada daerah kulit seperti Scabies yang disebabkan oleh tungau menyerang kulit kambing terutama pada ujung telinga, hidung, ujung kaki dan ekor. Dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan keropeng pada seluruh bagian tubuh yang terkena tungau, dan apabila penyakit ini berlanjut bahkan dapat menyebabkan kematian pada kambing akibat kambing menjadi kurus dan tidak mau makan. Cara pencegahannya adalah dengan menjaga kebersihan kandang dan memisahkan kambing yang terkena Scabies dengan kambing yang sehat. Pada kambing yang terkena Scabies dilakukkan pengobatan. Penyakit lain yang dapat dijumpai pada daerah kulit adalah Myasis yang dapat ditandai dengan adanya ulat pada daerah lesi/luka. Myasis pada ternak kambing sering dijumpai pada anak kambing yang baru lahir di daerah pusar dan pada kambing betina pada daerah anus setelah induk melahirkan. Salah satu cara mencegah terjadinya myasis pada kambing adalah dengan membersihkan daerah luka dan menghindari luka dihinggapi oleh lalat serta selalu menjaga kebersihan kandang. Apabila ada kambing yang terkena myasis dapat dilakukan pengobatan dan dilakukan pembersihan ulat pada daerah yang luka.

Penyakit yang sering dijumpai pada pencernaan kambing adalah Bloat, Enteritis dan Helminthiasis. Bloat dan Enteritis dapat disebabkan karena pemberian pakan yang salah sehingga menyebabkan kambing mengalami Bloat ataupu Enteritis. Gejala dari Bloat sendiri adalah perut kambing tampaqk membengka dan apabila diperkusi (pukul) teraba banyak udara di dalam perut kambing. Sedangkan pada kasus Enteritis dapat dilihat adanya kotoran yang cair karena kambing mengalami diare yang apat disebabkan oleh pakan dan dapat juga disebabkan oleh parasite/bakteri/maupun virus. Penanganan dari Bloat dengan memberikan Antibloat yaitu obat yang mengandung Dimeticon sehingga udara dalam perut dapat berkurang dan dapat juga dengan melakukan trokart yaitu menusukkan daerah rumen kambing sehingga gas dapat keluar melalui trocar tersebut. Adapun pada kasus enteritis pengobatan tergantung pada etiologi (penyebab) dari Enteritis tersebut. Bila di sebabkan oleh cacing maka diberikan obat anthelmethika sedangkan pada enteritis yang disebabkan oleh bakteri/protozoa dapat diberikan antibiotika dan virtamin untuk membantu proses kesembuhannya.

Conjungtivitis (radang pada mata) sering ditandai dengan adanya kemerahan pada mata kambing baik salah satu mata maupun kedua mata. Conjungtivitis dapat disebabkan karena mata terkena debu ataupun serpihan kayu kandang akibat kandang yang kurang bersih dan kandang yang terbuat dari kayu/bambu. Pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan larutan tetes mata pada kambing dan selalu menjaga kebersihan kandang.

Kasus lain yang dijumpai pada kambing adalah Pneumonia, dapat disebabkan karena udara dingin, kambing yang diletakkan pada kandang yang lembab (bukan kandang panggung). Sehingga untuk kasus kejadian pneumonia pada kambing harus diperhatikan bentuk kandang dan sirkulasi dari kandang, jangan biarkan kandang terlalu tertutup tanpa sirkulasi yang baik dan bentuk kandang untuk kambing harus kandang panggung. Pengobatan untuk pneumonia dapat dengan memberikan antibiotika yang sesuai dan perbaikan kandang.

Demikian permasalahan kesehatan ternak kambing yang sering dijunpai di masyarakat, semoga ke depan Kelompok Sopoq Angen dapat mengembangkan ternak kambing menjadi produk yang dapat meningkatkan taraf hidup kelompok dan anggota kelompok serta masyarakat sekitar. Dan kelompok dapat selalu menjaga kebersihan kandang, sanitasi kandang, pemberian pakan yang baik dan manajemen pemeliharaan yang baik sehingga ternak dan masyarakat sekitar kandang juga sama sama terjaga kesehatannya.

Manusya Mriga Satwa Sewaka